Kegiatan penjelajahan taman bawah air di
Alor dapat dimulai dari Pelabuhan Kalabahi dan beberapa dermaga
sekitarnya. Operator diving akan mengatur semua perlengkapan, makanan,
tujuan, dan transportasi ke berbagai titik menyelam di sekitar Alor,
termasuk apabila Anda berminat melakukan penyelaman malam hari. Jangan
heran pula apabila di pulau ini rata-rata operator diving adalah orang
asing yang fasih berbahasa Indonesia serta telah lama tinggal di Alor
dan sekitarnya.
Di perairan sekitar Alor setidaknya ada
lebih dari 60 titik menyelam dengan 20 di antaranya berkualitas terbaik
di dunia. Titik-titik menyelam tersebut tersebar mulai dari Alor Besar,
Alor Kecil, Dulolong, Pulau Buaya, Pulau Kepa, Pulau Ternate, Pulau
Pantar, dan Pulau Pura.
Indonesia memiliki banyak tempat
menyelam yang terkenal. Bagi penyelam profesional, Selat Pantar adalah
salah satu yang paling indah di negeri ini dan dapat dibandingkan dengan
Laut Karibia di dekat Amerika Tengah. Taman Laut Nasional ini memiliki
karakteristik dan keindahan yang unik perpaduan antara perairan
Australia yang dingin dan perairan Indonesia yang hangat. Oleh karena
itu, kawasan ini kaya biota laut dan terumbu karang.
Saat menyelam di Alor, bahkan mereka
yang tergolong para profesional saja tetap berdecak kagum. Bagaimana
tidak, di sini mereka dapat menyelam bersama sunfish dan menemukannya
lebih dari sekali. Ini jelas diasumsikan ada banyak sunfish atau
mola-mola menetap di perairan Alor. Lupakan Seaworld, menyaksikan cara
hidup mereka lansung di alamnya adalah sangat luar biasa.
Ada banyak tebing dan jurang di taman
bawah laut Alor seakan tak terlukiskan kata-kata. Tersusun seperti rak
buku dimana setiap bagian dihuni oleh beragam biota dan karang yang
mengagumkan. Semua yang pernah melihatnya secara langsung pasti lebih
menyarankan untuk menyaksikannya sendiri lalu bercerita hingga kehabisan
kata-kata.
Selat Pantar terletak di antara pulau Alor dan Pantar di Kepulauan Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selat sempit ini memiliki sejumlah pulau-pulau kecil dan indah seperti pulau Kepa, Pura, Ternate, Buaya, dan kepulauan Tereweng. Selat ini memiliki ombak yang kuat dan suaranya seperti suara air terjun. Kadang-kadang ombak keras yang datang menghantam dinding dapat membunuh ikan ukuran kecil dan sedang di dekat pantai. Pada bulan-bulan tertentu antara Oktober hingga November, arus laut di sini bersahabat bagi penyelam.
Setidaknya ada 26 lokasi menyelam di sekitar Kepa, Pura, Ternate, dan Matap Tanjung pulau, Papa pantai Jahe (Alor) sebagai lokasi hiu yang terkenal . Di lokasi ini, penyelam bisa bermain dengan sekelompok hiu yang ramah. Di perairan sekitar Jahe Papa, Anda juga bisa menyelam di malam hari.
Magnus Mattsson, salah satu fotografer
bawah laut pertama yang telah mengindentifikasikan secara pasti ada
lebih dari 50 ekor sunfish di perairan Alor. Bahkan ia pernah menyelam
dan bersnorkling sembari bermain bersama sunfish hampir setengah jam
lamanya. Berenang bersama sunfish atau bahkan sekelompok orca liar
pastinya adalah impian bagi para penyelam dimanapun. Binatang besar ini
sering ditemukan di perairan Alor dan sangat luar biasa untuk menyelam
bersama mereka demi sebuah kenangan yang tak terlupakan.
Salah seorang yang berjasa mengenalkan
surga bawah air yang memesona ini adalah Kal Muller. Ia telah menuliskan
bagaimana keindahan bawah laut Alor dan menyebutnya sebagai taman laut
kelas dunia. Dalam dua bukunya yang berjudul “Underwater Indonesia” dan “East of Bali”,
Karl Muller mengungkapkan bahwa Alor memiliki air laut yang bersih,
biota laut yang beraneka ragam, dan banyak titik selam yang dapat
dinikmati bahkan saat malam hari. Ia seakan mengekspos habis-habisan
sehingga membukakan mata dunia untuk berbondong-bondong menuju keajaiban
bawah laut Alor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar