Ada beberapa konotasi mengapa Pantai Pelengkung disebut G-Land. Huruf ‘G’ untuk G-Land memiliki tiga pengertian beragam. Pertama, untuk huruf awal kata “Great” sebagai gambaran ombaknya yang luar biasa. Kedua, untuk huruf awal kata “Green” atau kadang “Green Land” karena lokasinya tidak jauh dari hamparan hutan hujan tropis tua yang hijau yaitu Taman Nasional Alas Purwo. Ketiga, merujuk pada ‘G’ untuk awal huruf kata ‘Grajagan,’
sebuah pantai dan pelabuhan tempat perahu nelayan yang dipakai
wisatawan untuk mencapai Plengkung. Sebutan G-land juga berarti karena
Plengkung berada di Teluk Grajagan yang menyerupai huruf G.
Keunikan ombak di G-Land ini adalah baru
pecah setelah 1 hingga 2 km dari arah timur ke barat dengan ketinggian
mencapai 4-6 meter dalam interval 5 menit. Dengan kondisi tersebut
membuat peselancar proffesional dapat menikmati gulungan ombak atau “barrel”
yang lebih lama dan panjang. Oleh karena itu tidaklah mengherankan
Plengkung sudah lima kali menjadi tuan rumah ajang surfing
internasional.
Dengan formasi ombak raksasa datang susul-menyusul sebanyak 7 lapis dan bersusun "go to left" membuatnya cocok ditunggangi peselancar kidal. Inilah yang membuat G-Land menjadi idaman dunia surfing internasional dan salah satu pantai yang mempunyai ombak terbaik di dunia.
Selain di Plengkung, hanya Hawaii,
Australia, dan Afrika Selatan saja yang memiliki ombak menantang seperti
itu. Ombak di Plengkung adalah nomor dua setelah Hawaii. Hawaii sendiri
memiliki ombak terus-menerus sepanjang tahun. Puncak ombak di Plengkung
hanya ada di bulan-bulan tertentu antara April hingga Agustus.
Bob Laverty dan Bill Boyum adalah orang
pertama yang mempopularkan pantai dan ombak di Plengkung tahun 1972.
Mereka kemudian mendirikan surf camp di sana dan akhirnya
dikenal luas peselancar kelas dunia dari berbagai negara. Berikutnya,
Bobby Radiasa seorang peselancar dari Bali mengembangkan surf camp dan mengelolanya hingga saat ini.
Hamparan pantai berpasir putih di
kawasan ini diselimuti kawasan hutan yang masih alami dan jauh dari
kebisingan hiruk pikuk perkotaan. Jelasnya di sini tak cukup sinyal
handphone untuk aktif, tidak pula terjangkau jaringan televisi, serta
tidak ada pula pedagang kaki lima. Semua itu telah menjadikannya
Plengkung sebagai kawasan paling ideal untuk Anda yang ingin berselancar
dan benar-benar menjauh sejenak dari peradaban kota.
Tinggi ombak di Plengkung ini cenderung
kurang tepat bagi peselancar pemula. Akan tetapi, Anda tidak perlu cemas
apabila tidak bisa berselancar karena pemandangan alam kawasan ini
sangat menawan dan luar biasa.
Pagi hari setelah sarapan,
berjalan-jalanlah menyusuri pantai pasir putih Plengkung. Pasirnya
benar-benar putih seperti butiran kristal dan kaki Anda akan terbenam
menginjaknya. Sejauh mata memandang tak kalah indah karena ada hamparan
air laut luas membentang.
Pukul 10 pagi, Anda dapat menonton para
surfer terjun ke laut. Menyaksikan atraksi luar biasa dari kejauhan di
rumah panggung yang memang disediakan bagi penonton. Sangat disarankan
Anda membawa teropong agar dapat melihat para surfer beraksi karena
ombak besarnya memang agak ke tengah laut. Bagi Anda yang hobi fotografi
maka perlu lensa binocular tentunya di sini.
Ombak Plengkung terbagi tiga tingkatan yaitu kong, speedis, dan many track. Masing masing ombak berada di area yang berbeda. Jenis ombak tingkat pertama yakni kong, ini merupakan ombak yang tingginya mencapai 6-8 meter. Ombak ini paling dicari oleh peselancar internasional. Tingkat kedua, speedis, mempunyai ketinggian 5-6 meter dan menjadi konsumsi peselancar professional. Kemudian, tingkat ketiga dikenal dengan sebutan many track dengan tinggi ombak sekitar 3-4 meter. Ombak speedis
cocok untuk pemula meskipun peselancar professional juga sering datang
ke sini pada bulan Maret-Juni menunggu bulan Juli sampai September
dimana ombak di Plengkung begitu menantang. Di bulan-bulan tersebut
peselancar dari mancanegara berdatangan.
Bagi Anda yang ingin belajar berselancar
jangan khawatir, di Pantai Batu Lawang adalah tempat yang tepat untuk
belajar dan menjajal ombak many track. Lokasinya tidak jauh
dari Plengkung. Jika ditempuh dengan jalan kaki memakan waktu sekitar 20
menit. Wisatawan mancanegara sering menyebut ombak di daerah tersebut
dengan sebutan "twenty-twenty" yang artinya 20 menit mendayung ke tengah dan 20 menit menikmati titian ombak.
Selain Pantai Plengkung ada juga Pantai
Parang Ireng yang terhampar pantai indah berpasir putih bersih bak
kristal. Patut pula Anda mengunjungi Pantai Gotri dengan pasir putihnya
yang berbentuk bulat besar dan sangat ringan sehingga terasa sulit untuk
berjalan di pantainya.
Antara Pancur ke Plengkung terdapat
hutan sawo kecik unik yang tumbuh berjajar di tepi pantai. Buah sawo
kecik kulitnya berwarna merah dan buahnya manis dapat langsung Anda
ambil dan cicipi saat berjatuhan di tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar