Pulau Satonda berada di wilayah Desa Nangamiro,
Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Untuk mencapainya ada beberapa
alternatif jalur yang dapat dipilih. Dari Sumbawa Besar, perjalanan
menuju Desa Nangamiro dapat ditempuh selama 8 jam berkendara. Apabila
Anda dari Dompu, perjalanan menuju desa kecil tersebut sekira 5 jam.
Dari pelabuhan
Nangamiro, perjalanan menuju Pulau Satonda dapat ditempuh menggunakan
perahu selama kurang lebih setengah sampai satu jam perjalanan. Tarif
perahu sekira Rp25.000,- per orang. Alternatif lain adalah dengan cara
naik kapal pesiar dari Pulau Bali atau Lombok, mengambil jurusan Flores. Kapal pesiar memang kerap mampir di Pulau Satonda sebelum melanjutkan perjalanan (biasanya) menuju Taman Nasional Komodo.
Pulau Satonda yang tak berpenghuni
adalah destinasi wisata alam yang menarik untuk dijelajahi keindahannya.
Alam pegunungannya dan keunikan danau air asin serta kekayaan taman
bawah lautnya menjadi daya tarik yang seakan tak pernah habis.
Untuk mencapai pulau yang letaknya
sekira 3 kilometer dari semenanjung Sanggar di Pulau Sumbawa, Nusa
Tenggara Barat ini, Anda dapat menggunakan perahu cadik bermotor dari
desa terdekat, yaitu Desa Nangamiro. Selama perjalanan yang biasanya
memakan waktu sekira 1 jam tersebut, jika beruntung Anda akan dapat pula
menyaksikan aksi lumba-lumba yang melintasi perairan Laut Flores.
Setibanya di pantai yang terbilang sepi
nan cantik dan berpasir putih tersebut, pendakian menuju danau kawah
dimulai di kawasan tengah pulau. Jalanan akan mulai menanjak dan mendaki
namun pendakian tersebut akan terasa setelah Anda tiba di puncak Gunung
Satonda. Pemandangan dari puncaknya adalah kawah berbentuk angka
delapan yang memukau. Danau cantik dan unik berwarna hijau tersebut
dinamakan Danau Satonda; terhampar tenang di tengah
kaldera yang dikepung oleh hijau pepohonan. Kicauan burung yang
bertengger di pepohonan tersebut akan pula menjadi musik alam yang
menggugah indera pendengaran Anda di tengah keheningan yang dihadirkan
sebuah pulau vulkanis tak berpenghuni.
Setibanya di danau tersebut, berenang
tentu menjadi hal yang tak boleh dilewatkan. Cicipi betapa asin air
danau yang sama sekali tidak memiliki jalur atau celah yang terhubung
dengan laut. Airnya bahkan lebih asin dari air laut. Yang menarik adalah
bahwa riak air danau seolah bergerak seiring pasang-surutnya air laut
yang mengepung Pulau Satonda itu sendiri. Sungguh suatu fenomena alam
yang mengesankan dan karenanya layak dijaga dan dilindungi
kelestariannya.
Air asin dari danau dengan kedalaman
bervariasi (maksimal 69 meter) tersebut memiliki tingkat keasaman
mencapai pH 7,08 – 8,27. Di bawahnya tidak banyak dihuni ikan dan biota
air lainnya, hanya ada beberapa jenis ikan berukuran kecil; ikan-ikan
ini pun mengandung kadar garam yang cukup tinggi. Namun begitu, kondisi
air asin rupanya adalah media yang tepat bagi alga merah untuk tumbuh
subur di karang-karang yang terdapat di permukaan danau.
Danau dengan temperatur air
28,3ºC–39,0ºC ini dianggap memiliki kemiripan dengan kondisi laut zaman
purba. Kesimpulan ini didapat berdasarkan hasil penelitian terhadap
karang dan fosil alga yang hidup di danau tersebut. Oleh karenanya, tak
heran apabila banyak peneliti baik dari dalam maupun luar negeri
tertarik untuk mengunjungi danau ini dan melakukan penelitian. Pada
2008, seorang peneliti dari BP Migas dan Universitas Gadjah Mada bahkan
menemukan bahwa terumbu karang di Danau Satonda mengandung minyak dan
gas bumi. Tapi tentunya kawasan ini tidak boleh menjadi areal
penambangan.
Di tepian danau, Anda akan melihat pohon
yang berbuah batu. Batu-batu tersebut memang sengaja digantungkan oleh
wisatawan yang sempat berkunjung ke sana. Karena konon batu-batu yang
digantung tersebut mewakili doa dan harapan orang-orang yang dipercaya
akan terkabul.
Kegiatan menarik lainnya yang dapat Anda lakukan saat mengunjungi Pulau Satonda adalah snorkeling
di perairan sekitar pulau yang tenang nyaris tanpa ombak. Pantai Pulau
Satonda adalah pantai berpasir putih dengan dasar perairan yang landai
(di bagian timur dan selatan pulau) dan bagian yang curam (di utara dan
barat). Pulau Satonda yang telah ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam
Laut (TWAL) pada tahun 1999 ini memang memiliki potensi kekayaan dan
keindahan bawah laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar