Selasa, 18 November 2014

Benteng Baubau, Sulawesi Tenggara

Tak banyak orang tahu bahwa di Indonesia terdapat
sebuah benteng kuno yang disebut-sebut sebagai benteng terluas di dunia. Benteng tersebut bernama Benteng Keraton Wolio yang terletak di Kota Baubau, Buton, Sulawesi Tenggara. Benteng Keraton Wolio adalah peninggalan Kerajaan Buton dan telah terdaftar dalam Guiness of Record tahun 2006 dan juga rekor MURI sebagai benteng terluas di dunia dengan panjang mencapai 3 kilometer, tinggi 4 meter dan tebalnya 2 meter.  Benteng ini dibangun abad ke-16 oleh Sultan Buton III bernama La Sangaji bergelar Sultan Kaimuddin (1591-1596) dan diteruskan hingga masa Sultan Buton VI (1632-1645). Benteng Keraton Buton aslinya bernama Gafurul Wadudu, berbentuk huruf dhal (alpabet Arab) yang diambil dari huruf terakhir nama Nabi Muhammad saww. Menurut cerita masyarakat, pembuatan benteng ini menggunakan bahan baku utama dari batu-batu gunung yang direkatkan dengan kapur dan rumput laut serta putih telur sebagai bahan perekat.

Keberadaan benteng bersejarah yang menarik untuk dikunjungi ini hanyalah satu dari sejumlah daya tarik wisata Kota Baubau selain menikmati keindahan alam, budaya dan atraksi wisatanya. Beberapa tujuan wisata alam di Kota Baubau cukup variatif seperti wisata pantai, gua kuno, air terjun, dan lainnya.

Terdapat banyak pantai indah yang layak disambangi saat Anda menyambangi Kota Baubau, di antaranya adalah: Pantai Nirwana, Kamli, Kalampa, Pantai Lakeba, Kokalukuna, dan lain-lain. Selain keindahan pantai yang menawan, di kota ini juga dapat ditemui gua-gua dan air terjun yang menarik dan cantik. Di antaranya adalah Gua Lakasa, Gua Ntiti, Gua Kaisabu, Bukit Palatiga, Kali Bau bau, Air Terjun Tirta Rimba, Air Terjun Samparano, Air Terjun Laguna, dan Permandian Alam Bungi.

Sejak dulu Baubau sudah menjadi pusat Kerajaan Buton (Wolio) yang berdiri awal abad ke-15 (1401-1499). Ihwal Buton berubah menjadi sebuah kerajaan adalah atas upaya kelompok Mia Patamiana (si empat orang), yaitu: Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo, dan Sijawangkati. Mereka konon berasal dari Semenanjung Tanah Melayu yang datang ke Buton pada akhir abad ke-13.

Kerajaan Buton sendiri tercatat dalam naskah “Negara Kertagama” karya Prapanca tahun 1365 Masehi dan karenanya dikenal juga dalam Sejarah Nasional Indonesia. Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa Buton atau Butuni adalah negeri (desa) Keresian atau tempat tinggal para resi.

Kota Baubau sendiri letaknya strategis sebagai penghubung Indonesia bagian barat dan timur. Akses menuju ke kota ini didukung sarana transportasi yang cukup memadai.

Manfaatkan waktu dengan tidak hanya berdiam di penginapan menonton televisi. Kota Baubau menanti untuk Anda jelajahi. Manfaatkan kendaraan umum untuk menyambangi lokasi tujuan wisata yang menarik di kota ini seperti: Pantai Kokalukuna, Gua Lakasa, Batu Puoaro, Gua Moko, Air Terjun Samparona, dan Benteng Sorowolio.

Sejumlah cagar budaya dapat Anda sambangi satu-persatu di Benteng Wolio. Beberapa di antaranya adalah: lokasi pelantikan Sultan Batu Popaua, Yigandangi, Legenda Kuda Hijau (kuda kesayangan Sultan namanya Jara Ijo), Masjid Agung Masigi Ogena, dan Kasulana Tombi yaitu tiang bendera kerajaan Buton yang sudah berumur ratusan tahun.

Kegiatan berkeliling akan menarik dilakukan menyusuri hutan Karya Baru. Di sini Anda dapat menjumpai puluhan spesies anggrek langka yang tidak ada duanya di dunia. Anda pun dapat menikmati waterfall/air terjun Bungi yang berada di Kecamatan Sorowolio tidak kurang 8 km dari pusat kota pula.

Kota Baubau dapat ditempuh dengan menumpang pesawat dari Jakarta namun melalui Makassar, Sulawesi Selatan. Kota Baubau sendiri letaknya strategis sebagai penghubung Indonesia bagian barat dan timur. Akses menuju ke kota ini didukung sarana transportasi yang cukup memadai seperti Pesawat Express Air yang beroperasi 2 kali sehari, Pesawat Wings Air yang beroperasi tiap hari, kapal PELNI 28 kali sebulan dan kapal cepat 2 kali sehari dengan rute Bau-Bau – Raha – Kendari.

Dari Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara, Kota Baubau dapat ditempuh melalui jalur laut, yaitu dengan menumpang kapal PELNI maupun super jet dari Kendari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar