Rabu, 12 November 2014

Pulau Satonda (Indonesia Kaya)

Pulau Satonda berada di wilayah Desa Nangamiro, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Untuk mencapainya ada beberapa alternatif jalur yang dapat dipilih. Dari Sumbawa Besar, perjalanan menuju Desa Nangamiro dapat ditempuh selama 8 jam berkendara. Apabila Anda dari Dompu, perjalanan menuju desa kecil tersebut sekira 5 jam.

Dari pelabuhan Nangamiro, perjalanan menuju Pulau Satonda dapat ditempuh menggunakan perahu selama kurang lebih setengah sampai satu jam perjalanan. Tarif perahu sekira Rp25.000,- per orang. Alternatif lain adalah dengan cara naik kapal pesiar dari Pulau Bali atau Lombok, mengambil jurusan Flores. Kapal pesiar memang kerap mampir di Pulau Satonda sebelum melanjutkan perjalanan (biasanya) menuju Taman Nasional Komodo.

Pulau Satonda yang tak berpenghuni adalah destinasi wisata alam yang menarik untuk dijelajahi keindahannya. Alam pegunungannya dan keunikan danau air asin serta kekayaan taman bawah lautnya menjadi daya tarik yang seakan tak pernah habis.
Untuk mencapai pulau yang letaknya sekira 3 kilometer dari semenanjung Sanggar di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat ini, Anda dapat menggunakan perahu cadik bermotor dari desa terdekat, yaitu Desa Nangamiro. Selama perjalanan yang biasanya memakan waktu sekira 1 jam tersebut, jika beruntung Anda akan dapat pula menyaksikan aksi lumba-lumba yang melintasi perairan Laut Flores.
Setibanya di pantai yang terbilang sepi nan cantik dan berpasir putih tersebut, pendakian menuju danau kawah dimulai di kawasan tengah pulau. Jalanan akan mulai menanjak dan mendaki namun pendakian tersebut akan terasa setelah Anda tiba di puncak Gunung Satonda. Pemandangan dari puncaknya adalah kawah berbentuk angka delapan yang memukau. Danau cantik dan unik berwarna hijau tersebut dinamakan Danau Satonda; terhampar tenang di tengah kaldera yang dikepung oleh hijau pepohonan. Kicauan burung yang bertengger di pepohonan tersebut akan pula menjadi musik alam yang menggugah indera pendengaran Anda di tengah keheningan yang dihadirkan sebuah pulau vulkanis tak berpenghuni.
Setibanya di danau tersebut, berenang tentu menjadi hal yang tak boleh dilewatkan. Cicipi betapa asin air danau yang sama sekali tidak memiliki jalur atau celah yang terhubung dengan laut. Airnya bahkan lebih asin dari air laut. Yang menarik adalah bahwa riak air danau seolah bergerak seiring pasang-surutnya air laut yang mengepung Pulau Satonda itu sendiri. Sungguh suatu fenomena alam yang mengesankan dan karenanya layak dijaga dan dilindungi kelestariannya.
Air asin dari danau dengan kedalaman bervariasi (maksimal 69 meter) tersebut memiliki tingkat keasaman mencapai pH 7,08 – 8,27. Di bawahnya tidak banyak dihuni ikan dan biota air lainnya, hanya ada beberapa jenis ikan berukuran kecil; ikan-ikan ini pun mengandung kadar garam yang cukup tinggi. Namun begitu, kondisi air asin rupanya adalah media yang tepat bagi alga merah untuk tumbuh subur di karang-karang yang terdapat di permukaan danau.
Danau dengan temperatur air 28,3ºC–39,0ºC ini dianggap memiliki kemiripan dengan kondisi laut zaman purba. Kesimpulan ini didapat berdasarkan hasil penelitian terhadap karang dan fosil alga yang hidup di danau tersebut. Oleh karenanya, tak heran apabila banyak peneliti baik dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk mengunjungi danau ini dan melakukan penelitian. Pada 2008, seorang peneliti dari BP Migas dan Universitas Gadjah Mada bahkan menemukan bahwa terumbu karang di Danau Satonda mengandung minyak dan gas bumi. Tapi tentunya kawasan ini tidak boleh menjadi areal penambangan.
Di tepian danau, Anda akan melihat pohon yang berbuah batu. Batu-batu tersebut memang sengaja digantungkan oleh wisatawan yang sempat berkunjung ke sana. Karena konon batu-batu yang digantung tersebut mewakili doa dan harapan orang-orang yang dipercaya akan terkabul.  
Kegiatan menarik lainnya yang dapat Anda lakukan saat mengunjungi Pulau Satonda adalah snorkeling di perairan sekitar pulau yang tenang nyaris tanpa ombak. Pantai Pulau Satonda adalah pantai berpasir putih dengan dasar perairan yang landai (di bagian timur dan selatan pulau) dan bagian yang curam (di utara dan barat). Pulau Satonda yang telah ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Laut (TWAL) pada tahun 1999 ini memang memiliki potensi kekayaan dan keindahan bawah laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar